Review Film Mission: Impossible-Fallout

Rabu, 25 Juli 2018 - 11:34 WIB
Review Film Mission:...
Review Film Mission: Impossible-Fallout
A A A
JAKARTA - Mission: Impossible—Fallout tidak diragukan lagi adalah salah satu film yang paling dinantikan di sepanjang tahun ini. Banyak yang penasaran dengan film yang masih menampilkan Tom Cruise sebagai tokoh utamanya, yaitu Ethan Hunt.

Seri Mission: Impossible memang selalu dinantikan atas aksi-aksi gilanya di sepanjang film. Dan, seri keenam ini, yaitu Fallout, justru menampilkan aksi atau stunt jalanan yang jauh lebih gila dari seri-seri sebelumnya. Mungkin, Fallout adalah seri layar lebar terbaik Mission: Impossible sejauh ini.

Sutradara Christopher McQuarrie berhasil memberikan sajian yang membuat penonton terus menahan napas mereka di sepanjang 147 menit film ini. Meski begitu, dia tidak meninggalkan unsur humor yang bisa membuat penonton untuk tertawa di tengah aksi-aksi gila di film ini.

Fallout mengisahkan tentang Ethan Hunt (Tom Cruise) bersama tim IMF-nya, yaitu Alan Hunley (Alec Baldwin), Luther (Ving Rhames) dan Benji (Simon Pegg) untuk mendapatkan plutonium demi mencegah serangan nuklir di dunia. Agen CIA, August Walker (Henry Cavill) kemudian bergabung dengan mereka. Di tengah usaha itu, Ilsa (Rebecca Ferguson) kembali muncul.

Ber-setting di Belfast, Berlin, Paris, London dan Kashmir, Fallout bakal membawa Anda ke petualangan seru Ethan dalam menyelamatkan diri, orang terdekat dan misi yang diembannya. Plotnya memang termasuk cepat, tapi efektif, menggoda dan tentu saja, sangat bisa dinikmati.

Di Paris, Ethan menunjukkkan kepiawaiannya lolos dari maut. Saat berada di kota ini, Ethan harus menghadapi masalah saat pihak keamanan memburunya karena membawa kabur pimpinan Syndicate, Solomon Lane (Sean Harris). Aksi kejar-kejaran dengan mobil van yang dikemudikan Ethan pun terjadi dengan level yang nyaris sama dengan yang terjadi di Mad Max: Fury Road.

Tak berhenti di sini. Ethan yang terdesak, harus meloloskan diri dengan menggunakan sepeda motor. Dia pun menderu kuda besinya di tengah kota Paris yang ramai dengan dikejar polisi. Adegan ini sayang untuk dilewatkan. Di London, Ethan harus bersaing dengan waktu untuk mengejar tersangka dengan berlari di atas atap, berpindah dari satu gedung ke gedung lainnya.

Babak akhir film ini pun menyuguhkan pertarungan yang mendebarkan dengan helikopter. Dan, tak seperti film aksi yang sering menggunakan set atau green screen, adegan ini dilakukan langsung di dalam helikopter dan laporan menyebut, Tom tidak menggunakan pemeran pengganti alias melakukan aksi maut ini sendiri.

Meski plot ceritanya biasa, tapi aksi yang disuguhkan di film ini membuat Anda tidak akan menebak apa yang akan terjadi setelah satu aksi selesai dan disusul aksi berikutnya. Anda mengira Ethan bakal lolos dengan mudah dari berbagai bahaya, tapi caranya untuk lolos mungkin tidak akan Anda pikirkan sebelumnya hingga film ini benar-benar berakhir.

Mission: Impossible—Fallout juga memperlihatkan kualitas Ethan sebagai seorang mata-mata yang tidak hanya piawai dalam aksi tapi juga memiliki nurani. Dia tidak mau mengorbankan orang-orang tak bersalah dalam misinya itu dan dia bisa melakukannya jika dia mau.

Jika Anda mencari film aksi yang benar-benar menunjukkan aksi seru tanpa banyak jeda dan membuat Anda menahan napas dan tetap mendapatkan unsur fun yang tidak berlebihan, Mission: Impossible—Fallout adalah jawabannya. Film ini akan mengajak Anda menikmati aksi-aksi maut yang menjadi ciri khas film mata-mata sejak awal film ini dimulai.

Mission: Impossible—Fallout sudah bisa disaksikan di bioskop kesayangan Anda. Selamat menyaksikan!
(alv)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1081 seconds (0.1#10.140)